Lompat ke konten

7 Ciri-Ciri bahwa Kita Sudah Memerlukan Mindfulness

Apakah belakangan ini kamu merasa mudah capek? Atau merasa lebih pelupa dari biasanya? Mungkin juga sulit fokus?

Kalau jawabannya iya, mungkin itu tandanya kamu butuh mindfulness.

Saya akan coba menulis apa saja tanda-tanda bahwa kita sudah membutuhkan mindfulness untuk menjalani kehidupan.

Dari beberapa referensi yang saya temukan, ada 7 tanda kita bahwa kita butuh mindfulness. Sebelum membahas ketujuh tanda tersebut, izinkan saya membahas perkenalan awal saya dengan mindfulness.

Berkenalan dengan Mindfulness

Beberapa waktu yang lalu saya merasa mudah sekali capek, padahal tidak melakukan aktivitas yang berat-berat banget. Saya beberapa kali juga lupa di mana saya menaruh barang. Yang terasa mengganggu adalah saya merasa sulit fokus pada pekerjaan dan bacaan.

Saya ingin mengatasi kondisi ini. Saya pikir saya sedang kurang fokus saja. Maka yang saya butuhkan adalah cara untuk menjadi lebih fokus.

Ketika saya berselancar di internet dengan kata kunci fokus, yang saya temukan malah tentang mindfulness. Saya menemukan beberapa alasan kenapa mindfulness penting bagi hidup, dan membuat saya merasa inilah yang sebenarnya saya butuhkan.

Apa itu Mindfulness?

Tetapi, apa sih mindfulness itu?

Pembicaraan tentang mindfulness sebenarnya sudah cukup banyak dibicarakan dalam tahun-tahun terakhir. Kalau kamu aktif di Twitter, mungkin kamu mengenal sosok Adjie Santosoputro yang dikenal untuk topik ini.

Menurut Adjie, mindfulness adalah melatih pikiran agar sadar penuh, hadir utuh, di sini, dan kini (sekarang).

Menurut saya, singkatnya mindfulness adalah kondisi di mana kita dapat berkesadaran penuh dalam aktivitas yang kita lakukan.

Distraksi Dunia Modern

Bagaimana maksudnya? Saya berikan contoh. Seberapa sering sekarang saat kita makan, kita hanya fokus pada kegiatan makan saja? Tanpa ngobrol, tanpa mata tertuju ke gawai?

Seberapa lama kita bisa fokus saat melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain? Ke tempat bekerja misalnya?

Kapan terakhir kali kita dapat bekerja dengan fokus dan dalam, pada satu hal? Tidak multitasking?

Kehidupan modern memaksa kita melakukan segala sesuatu dengan terburu-buru dan sekaligus banyak. Kita seperti dikejar waktu, bahkan kehabisan waktu. Setiap hari, sepanjang waktu.

kita jadi terbiasa melakukan aktivitas tanpa kesadaran penuh mengiringi, karena sudah rutinitas. Kita jadi menyerupai robot berjasad manusia. Autopilot.

Akibatnya, sampai makanan sudah habis, kita belum merasa kenyang. Kita lupa kapan suapan terakhir masuk ke mulut kita. Bahkan kita sudah melupakan rasa makanannya.

Karena kita tidak benar-benar menyadari perjalanan yang dilakukan, kita kesulitan untuk menghafal jalan. Mungkin, kalau kita mau lebih lama sejenak menghadirkan kesadaran dalam mobilitas kita, akan tertangkap momen-momen di luar atau di dalam kendaraan yang menyegarkan pikiran.

Kita juga dapat mencoba memilah pekerjaan, lalu menyelesaikannya satu demi satu dengan tuntas. Memang awalnya akan terasa lebih lama, daripada mengerjakan semua dengan segera dan sekaligus. Tetapi, jangan-jangan itu yang akan membuat kita bisa pulang ke rumah lebih awal?

Memberikan kepada Pikiran Kita, Apa yang Menjadi Haknya

Padahal mungkin tubuh dan pikiran kita membutuhkan kegiatan makan untuk beristirahat. Ketika kita makan dengan penuh kesadaran: menyadari posisi makan kita, menyadari warna, bentuk, aroma, dan rasa makanan, akan memberi kesempatan indra kita untuk mencicipi sensasi yang lain.

Lepas dari sensasi ketergesaan. Keluar dari rutinitas. Menarik kembali kesadaran kita dari angan-angan tak tentu arah, kembali ke dalam. Ke rumah jiwanya.

Terima apapun rasa yang dikecap dan aroma yang dihirup. Tutup dengan rasa syukur.

Lalu kita pun merasa utuh.

7 Tanda Kita Membutuhkan Mindfulness

Berikut tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita sudah membutuhkan mindfulness:

1. Merasakan kebutuhan yang mendesak untuk segera menyelesaikan segala hal dengan cepat

Merasa terburu-buru dalam hampir setiap kegiatan. Tujuannya adalah agar kegiatan tersebut cepat selesai.

Tetapi, kondisi seperti ini malah membebani pikiran, dan akhirnya memengaruhi tubuh.

Tidak ada proses belajar dalam kegiatan. Kita juga lebih mudah capek.

Kalau kamu mengalami hal ini, cobalah:

Pelankan tempo pikiran dan perasaan. Pilah dan pilih pekerjaannya. Kerjakan satu-satu.

Tuntaskan satu-satu.

 

2. Merasa tidak nyaman ketika sedang tidak mengerjakan sesuatu

Jangan merasa cemas saat sedang tidak melakukan apa-apa. Hari tidak untuk dihabiskan dalam pekerjaan saja.

Ada yang namanya waktu istirahat. Manusia bukan mesin yang harus bekerja untuk dikatakan berfungsi.

Gunakan waktu istirahat untuk melakukan aktivitas yang melenturkan pikiran dan perasaan.

Saat pikiran dan perasaan terasa lebih rileks, kamu bisa coba untuk lebih menyadari keberadaanmu sebagai seorang individu.

Waktunya me time, waktunya mengenali diri dengan lebih dekat.

 

3. Berada dalam autopilot mode

Artinya waktu dan momen pada kita dan sekitar kita berjalan dan berlalu, tetapi kita tidak mengingatnya. Kita jadi mudah lupa. Ini terjadi karena kita terlalu sibuk sendiri dengan rutinitas.

Kita terlalu tergesa-gesa ingin selesai, sampai melompati kesadaran dalam proses mengerjakannya.

Hentikan. Hadirkan kesadaran diri dalam kegiatan.

Tanpa kesadaran diri, proses belajar tidak akan terjadi.

 

4. Sering berpikir berlebihan

Kita jadi sering berpikir dua kali dalam bekerja atau melakukan sesuatu. Kita melakukannya karena sangat takut berbuat salah. Kita meragukan diri sendiri.

Pikiran ke mana-mana. Mencemaskan masa depan. Menyesali masa lalu.

Susah sekali untuk fokus.

Jika kamu merasakan ini, cobalah:

Pada saat ada kesadaran sedikit saja saat kamu sedang berpikir berlebihan, tarik napas dalam.

Hembuskan perlahan. Pejamkan mata, tata isi kepalamu, dan tarik kesadaranmu ke masa sekarang.

 

5. Tidak mengenali perasaan sendiri

Kita jadi kesulitan untuk memahami perasaan sendiri. Biasanya, kita seperti merasa kesal, kecapekan, dan sedih. Tetapi tidak tahu alasannya kenapa merasa begitu.

Jika kamu merasakan ini, cobalah meluangkan waktu tenang sendiri. Coba menenangkan pikiran dan perasaan. Cari titik jernih.

Lalu coba perlahan tuliskan pada jurnal khusus, apa yang kamu rasakan. Tulis perasaanmu dengan jujur.

Setiap kata dari emosi yang kamu tulis, seperti mencabuti satu persatu duri dari kulit tubuh.

Sakit saat proses mencabut, lalu merasakan lega.

 

6. Sering merasa kecapekan

Kamu sering merasa kepayahan, padahal tidak selalu mengerjakan aktivitas yang melelahkan?

Mungkin penyebabnya adalah stres pada pikiran. Isi pikiranmu penuh dengan ketergesaan, penuh beban, melompat-lompat ke masa depan dan masa lalu.

Sedangkan kamu harus mengerjakan sesuatu dalam masa kini. Akibatnya pikiranmu kelelahan. Lalu mengirim sinyal serupa kepada tubuhmu.

Maka beristirahatlah. Pikiranmu, bukan hanya tubuhmu. Jangan hanya makan dan tidur. Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas sehingga mungkin keefektifannya berkurang.

Karena mindfulness adalah sinkronnya pikiran yang dengan sadar memandu tubuh beraktivitas, gerakkan badanmu dengan menyenangkan.

Berolahragalah, berwisatalah, berjalan-jalanlah atau lakukanlah apapun kegiatan yang membahagiakanmu.

 

7. Menganggap pekerjaan rumah harian, seperti membersihkan rumah atau mencuci piring sangat menjemukan

Daripada kita merasa kalau nyapu, ngepel, atau mencuci piring adalah kegiatan yang menjemukan, sehingga malas untuk melakukannya, anggap saja kalau kegiatan ini adalah kesempatan untuk berlatih mindfulness.

Misal saat mencuci piring, kita fokus hanya mencuci piring. Tanpa kegiatan lain. Menerima proses mencuci, sejak piring pertama sampai piring terakhir.

Belajar merasakan momen apa yang terjadi dalam proses itu. Belajar menyadari apa yang kita sentuh, genggam, dan angkat. Merasakan air mengalir melewati jari jemari tangan kita. Menghadirkan kesadaran pada momen sekarang.

 

Itulah 7 tanda bahwa kita membutuhkan mindfulness. Jika kamu mengalami salah satu tanda di atas, jangan khawatir. Saya mengalaminya juga, dan ingin belajar mengatasinya. Semoga kamu juga. Mari, kita belajar sama-sama!

 

Referensi:

themindfulnews

oneminutemindfulness

bustle

14 tanggapan pada “7 Ciri-Ciri bahwa Kita Sudah Memerlukan Mindfulness”

  1. Bacanya harus pelan-pelan. Banyak point penting yg aku garis bawahi.
    Makasih buat mantranya
    “Hembuskan perlahan. Pejamkan mata, tata isi kepalamu, dan tarik kesadaranmu ke masa sekarang.”

    Btw, kita satu grup di 1m1c. Aku belum lama ini join jd membernya^^

  2. Pingback: Menikmati Hal-Hal Kecil dalam Hidup itu bukan Hal Sepele

  3. Mindfulness menurutku sudah jadi kebutuhan semua org di zaman modern karena hidup kita makin dewasa makin banyak distraksi, dan bahkan sejak kecil harusnya bisa diajarkan konsep mindfulness.. Sy agak menyesal karena baru tahu konsep ini saat dewasa, but late is always better than never

  4. Aku akhir-akhir ini merasa cape banget kayaknya butuh buat istirahat sejenak dari rutinitas deh. Butuh liburan kayaknya. Terakhir liburan bareng temen malah bawa kerjaan jadi nggak terlalu menikmati.

  5. Relate sekali sama aku yang lagi banyak nggak fokus nih, Kak. Masa gosok gigi pakai sabun cuci muka wkwkwk. Mencerahkan tulisnnya, barakallah, Kak 🙂

  6. Pingback: Dunia ini Hanyalah Arena Bermainnya Negara-Negara Besar

  7. Kadang kala memang sukar untuk menjauhkan diri kita dari angan-angan yang tidak tentu arah, tapi tulisan ini informatif dan cukup membantu. Terima kasih sudah berbagi pengetahuan.

  8. Kadang kala memang sulit untuk menjauhkan diri kita dari angan-angan yang tidak tentu arah, tapi tulisan ini informatif dan cukup membantu, terima kasih

  9. Pingback: 5 Manfaat Penting Mindfulness untuk Pengembangan Dirimu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *